Judul Novel :
Dilan#2
Penulis :
Pidi Baiq
Penerbit :
Mizan
ISBN :
978-602-7870-99-4
Harga :
Saya
memang belum membaca kisah Dilan dan Milea di buku pertama. Namun ketika membaca
kisah mereka di buku kedua ini, saya bagaikan melihat kisah mereka secara
langsung. Dilan, seorang anggota geng motor yang nakal dan sering ikut berantem.
Namun di sisi lain dia selalu mendapat juara kelas atau menimal peringkat ke
dua yang membuat Bundanya bangga.
Milea
selalu terhibur akan sikap Dilan. Dilan selalu punya seribu satu cara untuk
menghibur Milea ketika sedih. Milea begitu mencintai Dilan, sangat
mencintainya. Bahkan ketika Milea mengancam Dilan untuk putus kalau dia ikut
menghajar seseorang, dia sebenarnya tidak ingin kalau hal itu terjadi. Milea
hanya takut kalau Dilan, orang yang sangat dia cintai, takut terluka atau
sampai terbunuh.
“Aku terpaksa mutusin kamu, biar kamu tau
aku serius kalau aku gak suka kamu ikut-ikutan geng motor!” (hlm. 310)
Sampai
akhirnya Bunda mendapat kabar kalau Dilan dan Anhar akan dipecat dari sekolah.
Masalahnya sepele, karena Anhar menampar
Milea, kemudian Dilan tidak terima, kemudian Dilan membalas memukul Anhar.
Kejadian itu tidak berakhir sampai di situ saja. Agen CIA, yang ternyata salah
satu anggotanya adalah kakaknya Anhar, tiba-tiba datang ke sekolah dan memukul
Dilan. Merasa tidak terima akan hal itu, malam harinya Dilan berniat untuk
balas dendam. Namun hal itu diketahui oleh Milea. Dan situlah Milea datang
bersama Yugo dan mengancam untuk putus kalau Dilan benar-benar akan membalas
dendam.
Kerenggangan hubungan Dilan dengan
Milea semakin menjadi ketika mereka mendapat kabar bahwa Akew meninggal. Milea
berpikir bahwa penyebab meninggalnya Akew pasti ada sangkut pautnya dengan geng
motor. Disitu, sekali lagi, Milea memohon kepada Dilan untuk tidak usah
ikut-ikutan geng motor lagi. Namun Dilan menolak.
Lalu
bagaimana dengan Dilan yang akan di pecat dari sekolah?
Bagaimana hubungan Dilan dan Milea?
Masihkah Milea tetap mencintai Dilan setelah Dilan tidak mendengarkan apa yang
dikatakannya?
Membaca buku ini benar-benar
berhasil membuat saya membayangkan apa yang sedang terjadi. Dengan gaya bahasa
yang sangat mudah di cerna, membuat siapa pun gampang memahami maksud dari isi
cerita yang disampaikan. Dari gaya Dilan bercanda, dialog-dialog antara Dilan
dan Milea, kedekatan Milea dengan Bunda bahkan tentang perasaan Milea dengan
Dilan. Pasti yang membaca buku ini (terutama cewek) membayangkan “siapa sih
sosok Dilan sebenarnya.”Oh Dilan… Mengapa kau menyia-nyiakan Milea yang sudah
jelas mencintaimu? ?
Aku
mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu
urusanmu! (hlm. 343)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar